Selasa, 12 April 2011

MELEPASKAN DIRI DARI DELAPAN PENYAKIT RUHANI


MELEPASKAN DIRI DARI DELAPAN PENYAKIT RUHANI
Oleh : H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud.

Suatu hari Rasulullah SAW. masuk ke dalam masjid dan dijumpainya seorang Anshar bernama Abu Amamah sedang duduk tafakkur, padahal di saat-saat seperti itu tidak biasanya orang berada di masjid, karena masih jauh waktu shalat. Didekatinya Abu Amamah itu sambil bersabda :
“Wahai Abu Amamah, apa yang mendorongmu duduk-duduk di sini di saat begini, padahal belum tiba waktu shalat ?”. Abu Amamah menjawab: “Kebimbangan hati dan hutang yang melilit leher telah menghantui diriku, ya Rasulullah, sehingga memaksa aku duduk di sini”. Rasulullah SAW. bersabda: “Maukah engkau kuajari sesuatu sekiranya engkau ucapkan, Allah akan menghilangkan kebimbangan, dan hutangmu terlunasi ?,”. “Tentu saja ya Rasulullah”, Rasulullah SAW. bersabda: “Ucapkanlah do’a dan bermohonlah setiap pagi dan petang,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اَلْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِوَالْكَسَلِ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَهْرِالرِّجَالِ
(ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI, WA A’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI, WA A’UUDZU BIKA MINAL JUBNI WAL BUKHLI, WA A’UUDZU BIKA MIN GHALABATID DAINI WA QAHRIR RIJAAL) = Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari sikap bimbang dan bermuram durja, aku berlindung kepada Engkau dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan intimidasi orang lain”.
Begitu diajarkan do’a itu oleh RASULULLAH, segera dilaksanakan oleh Abu Amamah. Tak putus-putusnya beliau berdo’a setiap pagi dan sore, sehingga terasa benar pengaruh do’a itu pada dirinya. Rasa bimbangnya hilang dan hutangnyapun terlunasi.

Dari kisah nyata tersebut di atas dapatlah diambil pemahaman bahwa hati bimbang dan lilitan hutang adalah termasuk bagian dari aneka ragam penyakit ruhani.
Ada 8 (delapan) penyakit rohani yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia, karena dapat mengganggu ketenangan hidupnya bahkan dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok.
Kedelapan penyakit rohani yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW. yaitu:

اَلْهَمُّ وَالْحَزَنُ وَالْعَجْزُوَالْكَسَلُ وَالْجُبْنُ وَالْبُخْلُ وَغَلَبَتُ الدَّيْنِ وَقَهْرُالرِّجَالِ
“Sikap bimbang ) ragu ), bermuram durja, lemah tak berdaya, malas, pengecut, kikir, terlilit hutang dan di bawah intimidasi orang lain“
a. Sikap bimbang dan ragu. Suatu sikap yang selalu merasa cemas dan tidak berani berbuat karena takut kalau-kalau tindakannya akan merugikan atau membahayakan dirinya, tingkah lakunya tidak menentu, berbuat tidak , tidak berbuatpun serba salah, labil dan selalu dihantui kekhawatiran usahanya gagal. Kondisi semacam ini sangat merugikan karena orang yang memiliki sikap ini akan sering kehilangan momentum yang sangat berharga bagi kehidupannya.
b. Bermuram durja. Keadaan ini akibat terkena musibah yang beraneka ragam atau menghadapi kesulitan hidup yang tidak dapat dihindari, sulit melepaskan rasa sedihnya bahkan dipertontonkan kepada orang lain untuk menarik perhatian dan simpati orang lain. Kondisi semacam ini dapat mencekam kehidupannya sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan, hidupnya hanya bergumul dengan kesedihan.
Dalam hal ini Allah SWT.telah mengingatkan :
وَلاَ تَهِنُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ اْلاَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
“Janganlah kalian bersikap lemah ataupun bersedih hati, padahal kalian justru umat yang tinggi (martabatnya) sekiranya kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Ali Imran: 139).
c. Lemah tiada berdaya. Tiada mempunyai gairah hidup, inisiatif dan tidak kreatif serta tidak mampu menembus hambatan yang kecil sekalipun. Keadaan seperti ini akan menjadi beban bagi orang lain karena hidupnya akan sangat bergantung pada orang lain.
d. Malas. Istilah lainnya adalah penyakit lemah, menunjukkan sikap lesu dan tiada berkemauan, waktunya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat serta cenderung bermalas-malasan.
e. Pengecut. Tidak berani mengambil tindakan karena takut resiko, tidak ada semangat untuk membela diri sekalipun diperlakukan tidak wajar bahkan tidak adil oleh orang lain. Tidak memiliki sikap ‘iffah, harga diri dan naluri membela diri.
f. Kikir. Kikir berarti menahan sesuatu secara berlebihan untuk dirinya sendiri yang seharusnya diberikan kepada yang lebih perlu. Kekikiran bisa dalam bentuk harta, tenaga maupun pengetahuan. Tidak tergerak hatinya untuk memberi bantuan kepada orang lain walaupun dana dan daya tersedia pada dirinya.
g. Terbenam dalam lilitan hutang. Kehidupan yang tidak seimbang bisa menyebabkan seseorang terlilit hutang. Hidupnya tergadai sehinggga tidak merasa aman dan bebas, tidak enak makan dan nyenyak tidur karena memikirkan jalan keluar dari gangguan hutang.
h. Di bawah intimidasi atau paksaan orang lain, baik yang terang-terangan maupun tersembunyi. Dirinya dikuasai orang lain, tidak mempunyai kemampuan untuk menunjukkan hasrat dan minat dirinya, hidupnya selalu bergantung pada keinginan orang yang menguasai dirinya bahkan merasa khawatir jika yang berkuasa itu pergi meninggalkan dirinya.
Dengan memahami arti dan maksud dari do’a di atas; maka penting kiranya bagi setiap orang yang ingin melepaskan diri dari kemungkinan terjangkit 8 jenis penyakit rokhani yang dimaksud, selalu membaca do’a tersebut setiap pagi dan petang (setelah shalat shubuh dan maghrib) sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw.
Namun perlu diingat bahwa do’a saja tidak cukup, usaha dan upaya untuk berlepas diri dari 8 kondisi di atas harus diwujudkan dengan perbuatan nyata. Sehingga terjadi keseimbangan antara usaha / upaya dan do’a, karena antara keduanya ibarat dua sisi dari satu mata uang yang saling menentukan. Dalam masyarakat jawa ada pameo yang menyebutkan “sing sapa nggremet nglamet, sing sapa obah mamah, klinthing – klinthing oleh biting, klinthong – klinthong oleh genthong“, maksudnya kalau ingin mendapatkan sesuatu maka haruslah berusaha dengan sungguh-sungguh dan disertai do’a kepada sang Pencipta.
Kalau setiap muslim mau mengamalkan amalan Rasulullah tersebut, Insya Allah hidupnya akan penuh dengan barakah-Nya. Ketenangan, ketentraman, semangat dan rasa percaya diri akan menyertainya sehingga apa yang diinginkan dalam hidup ini dapat terwujud, termasuk diantara akan dibebaskan dari kesempitan hidup dan lilitan hutang yang membelenggu hidupnya.
Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi sesama. Amien

2 komentar:

  1. Gus Shu B-Q< lhah kan saya baru membahas penyakit ruhani yang diambil dari hadits itu Gus, kalo penyakit hati itu sendiri sangat banyak, sebanyak ruang tulang dan rambut yang tumbuh di kepala bahkan lebih banyak lagi. Naaa, tugas Gus Shu B-Q yang memberikan tambahan yang lebih lengkap, juga penyuluh lainnya sehingga sing entuk ganjaran ora mung wong siji tok. Paribasane nek iso Bugaji bugabeh (mlebu suwargo siji mlebu suwarga kabeh) gitu lho Gus, syukron dah mau komen.

    BalasHapus