Rabu, 13 April 2011

NASKAH KHUTBAH JUM'AT MINGGU INI


ISLAM AGAMA RAHMAT
Oleh : H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud

Nabi Muhammad adalah rasul Allah yang terakhir, yang diutus membawa Islam untuk mengatur kehidupan manusia hingga akhir zaman. Kesempurnaan Islam yang menjadi patokan hidup manusia itu merupakan kanikmatan yang paling besar bagi umat manusia, sebab dengan melaksanakan ajaran Islam berarti telah menempuh jalan yang lurus, jalan yang penuh rahmat dan ridha Allah swt.
Nabi Muhammad saw, agama Islam dan kitab suci Alqur-an merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, karena dengan ketiganya itulah Allah swt mencurahkan rahmatNya kepada seluruh umat manusia dan membimbingnya ke jalan yang diridhai-Nya, jauh dari perilaku maksiat dan segala perbuatan yang dilarang, sehingga wajar kalau dikatakan bahwa ISLAM adalah AGAMA RAHMAT. Allah swt. berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kami agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah 3)
Dan firman Allah yang lain :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Ambiya’ : 107)
Karena itulah maka sepantasnyalah kalau kita senantiasa mengucap syukur kepada Allah karena telah dibimbing oleh Allah menjadi umat Muhammad dan dapat mengikuti ajarannya yakni Islam, Ungkapan rasa syukur yang sempurna adalah dengan jalan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya sekaligus sebagai upaya kita meningkatkan iman dan taqwa kepadaNya.

Sebagai agama rahmat, Islam telah mengangkat harkat dan martabat manusia pada ketinggian dan kemuliaan dan selalu konsisten dalam mempertahankan kemuliaannya. Dan untuk mempertahankan eksistensi kemuliaan manusia itu, Islam telah memberikan batasan tentang makanan dan minuman yang diharamkan.
Makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar, baik terhadap pertumbuhan jasmani manusia maupun perkembangan rohaninya. Adanya tanda-tanda halal dan haram menunjukkan bahwa Allah amat sayang kepada hambaNya, tetapi sayangnya banyak yang beranggapan bahwa Islam merupakan agama yang terlalu picik dan sangat membatasi. Kelompok yang berfaham demikian itu menunjukkan bahwa mereka belum mengetahui tentang apa sebenarnya Islam itu.
Bila makanan dan minuman yang dikonsumsi itu halal maka energi yang diserap oleh tubuh akan baik dan cenderung menghasilkan perilaku yang shaleh, namun sebaliknya bila energi itu diperoleh dari yang haram maka kecendrungannya pun pada prilaku makskiat dan sangat sulit untuk diseru pada kebaikan, karena sudah terpengaruh oleh perilaku setan yang masuk bersama makanan dan minuman haram yanfg dikonsumsinya tersebut.
Firman Allah swt.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالْدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُواْ بِالأَزْلاَمِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, karena itu adalah perbuatan fasik.” (QS. Al-Maidah : 3)
Dan firman Allah swt pada ayat yang lain :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ .
“Hai orang–orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghal;angi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah : 90-91)
Ayat-ayat di atas memberikan gambaran bahwa makan makanan dan minum minuman yang haram akan sangat berpengaruh terhadap prilaku seseorang, oleh karena itu kita sebagai orang yang beriman harus betul-betul berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman agar kita selamat dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Bagi orang yang beriman apapun yang terjadi, jika sesuatu itu merupakan larangan Allah, maka harus ditinggalkan dan berusaha untuk bisa menjauhinya, dengan suatu keyakinan bahwa apa yang dilarang oleh Allah itu pasti mengandung kemudharatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Sebaliknya apa yang diperintahkan oleh Allah pasti mengandung kemashlahatan bagi diri dan orang lain, karena itu harus dilaksanakan
Makanan dan minuman juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan kebersihan rohani, karena itu di dalam Islam ada anjuran jika seseorang sakit agar memperbanyak istighfar selama masa sakitnya, karena boleh jadi sakitnya itu merupakan bagian dari peringatan Allah yang diakibatkan oleh endapan makanan dan minuman yang haram yang dikonsumsi baik secara sadar maupun tidak. Bahkan Islam melarang orang berobat dengan sesuatu yang haram, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
اِنَّ الله َاَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لَكُمْ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan untuk kamu bahwa setiap penyakit ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud)
Keharaman makanan dan minuman itu tidak hanya sebatas pada mereka yang mengkonsumsi saja, tetapi lebih jauh dari pada itu, sampai pada sumber akar-akarnya, yaitu pada pengusahanya, penjual dan siapapun yang ikut berperan serta pada makanan dan manuman yang haram itu, sebab senua itu merupakan mata rantai yang tak bisa dipisahkan. Seseorang yang ikut berperan dalam lingkungan tersebut meskipun tidak ikut menikmati, tetap terkena keharamannya dan terlaknat. Sebagai analog perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini:
لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْخَمْرِ عَشَرَةً : عَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَشَارِبَهَا وَحَامِلَهَا وَالْجُمُوْلَةَ اِلَيْهِ وَسَاقِيَهَا وَبَائِعَهَا وَأَكْلَ ثَمَنِهَا وَالْمُشْتَرِى لَهَا وَالْمُشْتَرَاهُ لهَاَ
“Nabi SAW. melaksanat tentang khamar terhadap sepuluh golongan: 1. Pembuatnya, 2. Pengusaha, 3. Peminum, 4. Biro jasa, 5. Pelaku (agen/Penjual), 6.Pelayan, 7. Pengecer (toko), 8. Yang makan hasil penjualannya, 9. Yang membelinya (pentraktir) dan 10. Yang minta dibelikan.” (HR. Turmudzi dan Ibnu Majah)
NAU’DZU BILLAHI MIN DZALIK , betapa dahsyatnya akibat dari makanan dan minuman yang haram bagi keselamatan hidup manusia. Adalah tugas dan kewajiban kita untuk menjauhkan diri dari makanan dan minuman yang diharamkan oleh Allah, dan selanjutnya kewajiban kita pula untuk menyelamatkan keluarga dan lingkungan kita dari perbuatan yang dilaknat itu agar kita dan keluarga terselamatkan dari api neraka serta betul-betul merasakan betapa kedatangan Islam itu membawa rahmat bagi tata kehidupan di alam yang fana ini.
Sebagai penutup dari khutbah ini , kita perhatikan firman Allah berikut ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari (siksa) api nereka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)
Selanjutnya, marilah kita senantiasa memohon bimbingan dan petunjukNya agar kita diberi kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan dapat pula menjauhi segala yang dilarang dan diharamkan olehNya, dan semoga pula kita dapat menjalani hidup dan kehidupan sebagai orang yang istiqamah serta mengakhiri hidup sebagai orang yang husnul khotimah. Amien

0 komentar:

Posting Komentar