Rabu, 07 Desember 2011

GERHANA BULAN SEBAGAI BUKTI KEKUASAAN ALLAH DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA.


GERHANA BULAN SEBAGAI BUKTI KEKUASAAN ALLAH
DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA.
Oleh : H Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud

Allah SWT. adalah Pencipta tunggal dari alam semesta dan tidak membutuhkan bantuan siapapun dalam penciptaan-Nya. Banyak tanda kekuasaan Allah yang diperlihatkan secara nyata kepada umat manusia, mulai dari hamparan alam semesta beserta peristiwa yang mewarnainya, langit dengan hiasannya dan bumi dengan hamparannya, hingga apa yang terjadi pada diri masing-masing manusia. Semuanya dalam rangka pembelajaran bagi manusia agar terbuka cakrawala berfikir dan spiritualitasnya sehingga dengannya manusia dapat memperoleh manfaat ganda bagi kesempurnaan hidupnya di dunia hingga akhirat nanti.
Firman Allah SWT.
وَمِنْ أَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لاَ تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا للهِ الَّذِى خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam dan siang, matahari dan bulan. Jangan kalian bersujud kepada matahari, jangan pula kepada bulan. Bersujudlah kepada Allah yang menciptakan keduanya jika kalian memang menyembah (hanya) kepada-Nya”~ (QS. Fushshilat:37)
Dia juga telah menciptakan manusia dari ketiadaan, melimpahinya dengan berbagai karunia lahiriyah maupun batiniyah, juga membimbing manusia dengan cahaya hidayah-Nya agar mereka tetap selamat dan bermartabat.
Gerhana bulan yang akan terjadi pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2011 yang bertepatan dengan tanggal 16 Muharram 1433 H, termasuk salah satu tanda kekuasaan Allah SWT. Allah ‘Azza Wa Jalla akan menunjukkan kembali salah satu bukti keagungan-Nya, yang telah menciptakan jagad raya seisinya, memelihara keseimbangannya, menempatkan setiap bagiannya dalam orbit masing-masing, sehingga tidak terjadi benturan antara satu dengan lainnya yang akan menimbulkan gincangan, bahkan kehancuran alam semesta.
Peristiwa alam yang akan berlangsung adalah Gerhana Bulan Total, yang dimulai pukul 19.45 saat lempengan bulan purnama menyentuh kawasan gelap penumbra; gerhana sempurna akan terjadi pukul 21.31 dan akan berakhir pukul 23.17. Untuk jelasnya dapat dilihat proses terjadinya gerhana dari waktu ke waktu sebagai berikut :
  • Awal gerhana penumbra : 18:33:32 WIB
  • Awal gerhana persial : 19:45:42 WIB
  • Awal gerhana total : 21:06:16 WIB
  • Puncak Gerhana (terbesar) : 21:31:49 WIB
  • Akhir gerhana total : 21:57:24 WIB
  • Awal gerhana persial : 23:17:58 WIB
  • Awal gerhana penumbra : 00:30:00 WIB
Gerhana terjadi multak karena kuasa Allah, bukan karena alam sedang memberi isyarat kepada makhluk penduduk bumi baik tentang kehidupan maupun kematian seseorang, ataupun sebagai pertanda terjadinya petaka dan akan datangnya rasa bahagia kepada sekelompok manusia,
Rasulullah SAW. bersabda :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ أَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَشِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلِحَيَاتِهِ , فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَصَلُّوْا وَادْعُوْا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Tidak gerhana keduanya karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, laksanakan shalat dan berdoalah hingga hilang kegelapan (karena gerhana) yang menyelimuti kalian”~ (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa-i, Ahmad dan Ad-Darami)
Dalam pandangan kaum cerdik pandai atau kaum cendekiawan, ketika terjadi gerhana bulan total (demikian juga saat terjadi gerhana matahari total), maka bulan bumi dan matahari berada dalam satu garis dan secara teoritis keilmiahan dapat menimbulkan potensi pelepasan energi tektonik dan vulkanik berada di titik maksimum. Karena saat itu akan terjadi gaya tarik yang dialami oleh bumi melebihi gaya tarik di waktu pasang biasa pada tiap awal dan pertengahan bulan. Dan menurut analisa mereka aka nada potensi gempa dan tsunami.
Namun berbeda jika manusia menganalisanya dari sudut keimanan. Sebagai kaum beriman, tidak seharusnya manusia itu cemas pada saat terjadi gerhana bulan total maupun gerhana matahari total, karena bukan alam yang mengatur geraknya sendiri, melainkan Allah Yang Maha Kuasa, Yang tiada tuhan selain Dia, Yang berdikari mengatur alam semesta raya ini.
Firman Allah SWT.
لَوْ كَانَ فِيْهِمَا أَلِهَةٌ إِلاَّ الله ُلَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
“Sekiranya ada tuhan selain Allah yang (turut) mengatur langit dan bumi, pastilah rusak binasa keduanya. Maha Suci Allah Sang Penguasa Tahta Semesta alam dari sifat-sifat yang mereka ciptakan”~ (QS. Anbiya’:22)
Dari ayat ini dapat diketahui bahwa ala mini telah diatur sedemikian rupa dengan pengaturan Allah yang tetap, tidak berubah dari masa ke masa serta tidak bergesar melampuan ketentuan-Nya yang masing-masing telah menempati obitnya sesuai dengan sunnatullah.
Firman Allah SWT.
فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللهِ تَبْدِيْلاً وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللهِ تَحْوِيْلاً
“Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi ketentuan Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu”~ (QS. Fathir:43)
Dan seluruh makhluk di langit yang tujuh, juga di lapis-lapis langit yang juga tujuh, (semuanya) tunduk dan patuh kepada pengaturan itu. Bahkan tubuh-tubuh kitapun tunduk pada pengaturan Allah. Jika Dia (Allah) menghendaki memanggil jiwa jiwa manusia keluar dari jasad yang menjadi tempat tinggalnya, maka tidak ada satu kekuatanpun yang mampu mencegah-Nya. Siapa yang mempunyai kekuasaan menunda ajal seseorang jika Sang Pencipta Kehidupan sudah menetapkan saat tibanya.
Firman Allah SWT.
أَفَغَيْرَ دِيْنِ اللهِ يَبْغُوْنَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يَرْجَعُوْنَ
“Apakah mereka (orang kafir) itu tidak mau tunduk kepada Allah? Sementara siapa saja yang ada di langit dan di bumi telah tunduk (kepada Allah) suka ataupun terpaksa, bahkan (mereka) hendak mencari agama selain agama Allah. Dan kepada Allah-lah mereka akan kembali”~ (QS. Ali Imran:83)
Jika gerhana telah tiba, lalu semua orang menengadahkan wajahnya ke atas ke bentangan langit yang luas, yang di tengah-tengahnya sedang terjadi peristiwa yang menakjubkan. Tiga benda utama yakni bumi yang dihuni oleh manusia, matahari yang merupakan bola api yang tidak pernah padam mamancarkan cahayanya, dan bulan yang dengan daya tarik gravitasinya dapat menetukan pasang surutnya lautan, sedang memenuhi kewajiban kepada Sang Khalik yang telah mengaturnya. Dan pada saatnya nanti mereka semua akan tunduk dan patuh ketika Sang Pencipta telah menetapkan kehancurannya saat digulung bersama dengan jagat raya lainnya, sebagaimana firman Allah SWT. yang berbunyi:
يَوْمَ نَطْوِى السَّمَآءِ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيْدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِيْنَ
“pada hari Kami gulung langit seperti gulungan lembaran kertas. Sebagaimana (ketika) Kami mulai menciptakan(nya), Kami akan mengulangi (penciptaan)nya. Sungguh, Kami akan melakukannya”~ (QS Anbiya’:104)
Jika semua manusia memiliki kesadaran tentang semuanya itu, maka tentunya akan memberikan pengaruh bagi peneguhan aqidah kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta ini. Menyembah hanya kepada-Nya, dan melepaskan semua bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada selain Dia. Betapapun mempesona dan bermanfaat makhluk ciptaan Allah bagi kehidupan manusia, tetap saja yang wajib disembah hanyalah Allah SWT. semata.
Selanjutnya untuk menyikapi terjadinya gerhana tersebut maka yang harus dilakukan adalah:
  1. Melaksanakan shalat khusuful-qamar (gerhana bulan). Tata caranya disajikan di halaman lain dari tulisan ini.
  2. Memperbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allah dari segala dosa dan kesalahan.
  3. Memperbaharui semangat untuk mengerjakan kebajikan, menertibkan ibadah wajib dan menggemarkan ibadah sunnah, memenuhi kewajiban zakat dan memperbanyak infaq serta shadaqah, dan istiqamah dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya.
  4. Lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam berdoa setiap saat, dan tidak menyimpan doa-doa hanya untuk ditumpahkan saat terjadi bencana atau musibah.
  5. Meningkatkan cintanya kepada Allah dan tidak terpedaya oleh godaan syetan melalui tipuan gemerlapnya kemegahan dan kemewahan dunia.
Wallaahu a’lam bishshawaab.

0 komentar:

Posting Komentar