Sabtu, 27 Agustus 2011

NASKAH KHUTBAH SHALAT IDUL FITRI 1432 H.



DENGAN SEMANGAT KETAQWAAN, KITA TINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL DEMI TERWUJUDNYA KEADILAN DAN KEMAKMURAN YANG MERATA

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ وَ لِلِّهِ الْحَمْدُ , الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَلَ الْعِيْدَ ضِيَافَةً وَكَرَامَةً لِلصَّائِمِيْنَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ, وَأَشْهَدُ أََنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنُ, أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى الْمُتَّبَعِ فِى الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ, صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نُفُوْسَهُمْ بِعِزَّةِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ , أَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ , أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَا اللهِ فَاتَّقُوا الله يَا أُولِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ . قَالَ الله تَعَالَى :

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahilhamd

Pada hari yang penuh barakah, keakraban dan kebahagiaan ini, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt., yang telah menetapkan kita sebagai muslim dan menjadikan hari ini sebagai hari silaturrahim massal antara sesama muslim, guna memperbaharui semangat dan tekad kita dalam rangka peningkatan pengabdian terhadap Allah swt., serta lebih mengokohkan tali persaudaraan dan ukhuwah. Ini merupakan hal penting bagi kita guna menghadapi tugas-tugas hidup selanjutnya, dalam rangka meneruskan pembangunan kehidupan yang lebih baik, lebih maju dan lebih tertib di negeri tercinta ini. Firman Allah swt. dalam surah Hud ayat 61:

هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ

“ Dialah Allah yang telah menciptakan kalian dari bumi dan menuntut kalian agar memakmurkan bumi ini. “

Kita berkumpul di tempat ini guna merayakan hari kemenangan kita, kemenangan jihad mengendalikan hawa nafsu yang sering mengganggu dan merusak jiwa.

Memerangi hawa nafsu bukanlah pekerjaan yang ringan bahkan merupakan tugas yang berat, sebagaimana dinyatakan Rasulullah ketika baru kembali dari perang Hunain yang dahsyat itu :

رَجَعْنَا مِنْ جِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى جِهَادِ اْلأَكْبَرِ

“ Sekarang kita pulang dari peperangan yang kecil menuju peperangan yang besar.“

Para sahabat bertanya : “ Apakah setelah ini akan ada peperangan yang lebih besar Ya Rasul.“

Rasulullah menjawab: “ Ya “, “ Jihad memerangi hawa nafsu.“

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahilhamd

Sejarah telah membuktikan bahwa jatuhnya suatu bangsa dan negara berpangkal pada ketidak-mampuan warganya dalam mengendali-kan hawa nafsunya, baik penguasa maupun rakyatnya. Allah swt. mengingatkan dalam Alqur-an:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً

“ Dan apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang kaya di negeri itu ( agar taat kepada Allah ), tetapi mereka melakukan ke-durhakaan di negeri itu, maka sudah sepantas-nya berlaku ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS, Al-Isra: 16)

Umat Islam sebagai umat yang beriman telah terpanggil oleh seruan Allah Yang Maha Agung dalam firman-Nya yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“ Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana puasa itu telah diwajibkan (pula) kepada umat terdahulu, agar kamu bertaqwa.” ( QS, Al-Baqarah: 183 )

Seruan yang amat simpatik dan penuh kasih itu telah menyentuh qalbu setiap mukmin, menggugah kesadaran insan beriman untuk menyambutnya dengan penuh keyakinan serta keikhlasan. Apapun perintah yang datang dari Allah pasti akan membawa kebaikan dan keberkahan.

Kita tinggalkan makan dan minum di siang hari bulan ramadhan bukan karena tidak ada yang dimakan dan diminum, melainkan karena keyakinan dan ketaatan kepada Allah swt. Kita hidupkan malam harinya dengan shalat malam, tadarus Alqur-an, i’tikaf dan lain-lainnya, untuk lebih mendekatkan diri serta memantapkan iman dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Berzakat, infaq dan shadaqah guna memupuk rasa solidaritas dan kebersamaan serta ukhuwah antar sesama muslim

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahilhamd

Bila kita tafakuri dengan seksama, keutamaan bulan suci ramadhan merupakan pencerminan dari lima macam ajaran Islam yang telah di-laksanakan oleh umat Islam, yaitu :

Pertama : Rukuk dan sujud adalah menifestasi dari pengakuan insan akan nilai ketuhanan Yang Maha Esa. Meletakkan dahi sejajar dengan kaki di atas tanah yang sehari-harinya diinjak oleh seluruh makhluk, merupakan pengakuan akan ke-Agung-an Allah serta kekuasaan-Nya. Sadar atas kerendahan serta kelemahan dirinya, bahwa tiada daya dan upaya serta kekuatan apapun kecuali hanya dengan kodrat dan iradat Allah swt semata.

Kedua : Berpuasa adalah pencerminan dari ajaran Islam mengenai pentingnya nilai peri kamanusiaan yang adil dan beradab, supaya jiwanya halus, mampu merasakan penderitaan saudaranya yang lain, kemudian timbul keinginan untuk menolong

وَالله فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيْهِ

“ Allah akan tetap menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong saudaranya.”

Ketiga : Berjama’ah dan berkumpul seperti saat ini adalah pengejawantahan dari nilai - nilai kebersamaan dan persatuan. Kita berkumpul saat ini bukan karena ikatan materi, melainkan karena ikatan Ilahiyyah dan ukhuwah, guna melaksana-kan salah satu firman Allah yang berbunyi:

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً

“ Berpegang teguhlah kalian semua kepada agama Allah dan jangan bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian, ketika (dahulu) kalian saling bermusuhan, kemudian (Allah) meneduhkan hati kalian, maka jadilah kalian bersaudara karena nikmat-Nya.”

اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ وَ لِلِّهِ الْحَمْدُ

Keempat : Saling mengunjungi dan bermaaf-maafan di antara sesama kita, dimulai antara suami istri, sanak saudara, tetangga dan handai taulan, adalah suatu tradisi yang bersumber dari ajaran Allah dan Rasul-Nya, yang mewujudkan rasa kasih sayang sebagai landasan kerakyatan, sebagaimana firman Allah swt.

وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

“ Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, yang dengan (mempergunakan asma-Nya) kamu saling membutuhkan satu sama lain, dan ( peliharalah ) silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu men-jaga dan mengawasi kamu.” (QS, An-Nisa: 1)

Dari silaturrahim itulah kemudian dihasilkan musyawarah. Yang pada kenyataannya tidak sedikit masalah besar dapat diselesaikan melalui musyawarah dan bertukar fikiran

Kelima : Bersedekah, berinfaq dan berzakat atau zakat fitrah adalah salah satu ajaran Islam yang mengandung nilai keadilan sosial, meratakan rizki pemberian Allah kepada seluruh umat manusia, terutama untuk menunjukkan adanya rasa peduli terhadap penderitaan dan kesulitan orang lain yang selalu hidup dalam kekurangan dan kesengsaraan, sebagaimana firman-Nya

إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) ber-laku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran serta permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS, An-Nahl: 90)

Keadilan sosial yang merupakan hak setiap insan bagaikan patri atau perekat persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi syarat ketahanan nasional

اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ وَ لِلِّهِ الْحَمْدُ

Lima macam sikap hidup tadi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila, yang menjadi falsafah hidup negara kita, yang dapat menjadi pendorong ke arah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, yang mendapat ridha dan ampunan Allah swt.

اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ اَلله أَكْبَرُ وَ لِلِّهِ الْحَمْدُ

Untuk melaksanakan tugas pembangunan dengan baik sangat diperlukan keahlian baik teori maupun teknis di bidangnya. Sedangkan untuk mengarahkan agar pembangunan ini sampai kepada sasarannya diperlukan sikap mental yang kuat, jujur dan bertanggung jawab. Oleh karena itu bekal mental dan ilmu pengetahuan merupakan hal sangat penting. Firman Allah swt.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

“ Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan mem-binasakan negeri secara zhalim, sedangkan penduduknya orang-orang yang suka melakukan kebaikan.” ( QS, Hud: 117 )

Kita berharap dengan hikmah dan semangat yang kita peroleh dari ibadah shaum tahun ini, akan mempertebal keyakinan dan idealisme kita dalam perjuangan selanjutnya. Shaum termasuk jihad akbar sebab pelaksanaan shaum merupakan perang menundukkan hawa nafsu. Nafsu sebagai karunia Allah swt. yang amat berharga , harus dikendalikan kemudian diarahkan pada hal–hal yang berguna bagi sesama.

Membangun bangsa dan negarapun termasuk jihad akbar, sebab selain ia memerlukan keahlian dan kemampuan, juga membutuhkan ketahanan mental. Dengan kata lain pembangunan itu memerlukan otak, tenaga dan moral.

Selanjutnya, kita tingkatkan rasa kebersamaan, guna memupuk semangat persaudaraan dan persatuan diantara kita, memperbaharui tekad dan semangat pengabdian kepada Allah swt. bagi kepentingan manusia itu sendiri. Kita teruskan segala amalan yang kita laksanakan di bulan ramadhan ini pada bulan-bulan berikutnya

Dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya , kira harus berjuang bersama-sama memerangi kemiskinan, kebodohan, kemerosotan akhlak serta meningkatkan rasa takut dan taat kepada kepada Allah. Kita siapkan mental sekuat mungkin agar kita tetap istiqamah dan tahan uji serta tabah menghadapi segala ujian dan cobaan kehidupan ini

Pada akhirnya marilah kita bersama-sama memohon bimbingan dan petunjuknya agar semua dapat melaksanakan amanah yang telah diamanatkan oleh Allah kepada kita sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali bersih dari segala noda dan dosa serta mendapat jaminan kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Amin yang Rabbal ‘alamin.





0 komentar:

Posting Komentar