Rabu, 04 Agustus 2010

Akhlak Terhadap Kedua Orang Tua


Oleh : H. Muh Chaeruddin Ibnu Mas’ud

Berakhlak mulia terhadap kedua orang tua merupakan salah satu perintah Allah yang utama. Berulangkali Allah swt. menjelaskan dalam ayat-ayatNya, demikian pula dalam hadits-hadits Nabi Muhammad saw. selalu ada rangkaian perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan perintah bersyukur dan menyembah Allah swt. Salah satu ayat tersebut adalah:
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak,karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S. An-Nisaa: 36)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua ditekankan setelah perintah untuk menyembah Allah swt. Hal ini pantas mengingat perjuangan kedua orang tua adalah perjuangan tanpa kenal lelah dan dilakukan secara sukarela. Kalaupun seseorang harus membalasnya, dia tidak akan mampu untuk mengembalikan apa yang telah diberikan oleh kedua orang tuanya secara utuh. Terutama kepada ibu, seorang anak harus berhati-hati agar tidak melukai perasaannya sebab seorang ibu telah berbuat banyak hal dari sejak sang anak masih di dalam kandungan hingga dewasa, bahkan sampai saat ajal tiba. Perjuangan seorang ibu tidak pernah berakhir demi sang buah hatinya. Yang harus diingat adalah pada saat anak itu dilahirkan, nyawa ibu dipertaruhkan walaupun dengan kondisi tubuh yang berada dalam kesukaran dan kepayahan yang bertumpuk-tumpuk.
Dalam salah satu ayat-Nya Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua oraong tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah payah dan menyapihnya dalam masa dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman: 14)
Pada saat usia sang anak semakin bertambah dewasa, sejak dari bayi yang baru bisa merangkak, berjalan dan berlari bahkan sampai anak itu beranjak dewasa, kedua orang tua tidak pernah berhenti memberikan kasih sayangnya. Semua dilakukan tanpa merasa lelah dan bosan. Begitulah kiranya jerih payah mereka, khususnya ibu. Demikian pula dengan ayah, tanggung jawab dan pengorbanannya tidak bisa dipandang ringan. Mencari nafkah demi kelangsungan kehidupan anak dan keluarga serta melindungi mereka dari apapun yang mungkin dapat mengganggu. Semua dilakukan tanpa adanya keinginan agar anak dan keluarganya membalas apa yang telah diusahakannya satu demi satu. Melihat semua itu sangatlah terkutuk bagi seorang anak yang tega berbuat durhaka kepada keduanya. Bahkan Allah menetapkan dosa besar bagi anak yang berbuat demikian, sementara Rasulullah menyatakan jika orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya tidak akan pernah masuk surga
Sisa waktu yang masih diberikan oleh Allah kepada setiap orang, sebaik mungkin dimanfaatkan untuk menyenangkan kedua orang tua dengan memberikan yang terbaik kepada keduanya. Hal penting yang harus diketahui bahwa keridhaan Allah tergantung juga dengan keridhaan kedua orang tua kita. Karena itu hendaknya setiap orang berhati-hati menjaga hati kedua orang tuanya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
“Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu. Jika salah seorang di antaranya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dan dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah” dan jangan pula kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. Al-Isra’: 23)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada setiap muslim untuk berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya terutama bila mereka telah berusia lanjut. Allah juga melarang seseorang berkata kasar walaupun hanya dengan berkata “ah” apalagi sampai menghardik ataupun memukul mereka, naudzubillahi min dzalik. Hal semacam ini membuat hati kedua orang tua tersakiti dan bersedih.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebuah amal yang begitu mulia sehingga yang demikian ini akan dicintai oleh Allah swt. Ada seorang sahabat Rasulullah saw. yakni Abdullah ibnu Mas’ud yang pada waktu itu menanyakan kepada Rasulullah saw. tentang amal perbuatan yang paling dicintai oleh Allah swt., maka Rasulullah pun menjawab:”Menunaikan shalat tepat pada waktunya.” Kemudian sahabat tersebut bertanya tentang amal apalagi yang paling dicintai oleh Allah swt. Beliaupun menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dia bertanya lagi, apalagi ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. ia menceritakan kedatangan seorang laki-laki kepada Rasulullah saw. dan berkata: “Aku berbaiat (berjanji) kepada tuan (Rasulullah saw.) untuk ikut berhijrah dan berjihad (berperang melawan kaum kafir) dengan tujuan yang mulia yakni mengharap ridha kepada Allah swt.”, lalu Rasulullah bersabda: “Apakah salah seorang dari orang tua anda ada yang masih hidup?” Orang itu menjawab: “ Ya “.lalu Rasulullah bersabda lsgi: “Jadi tujuanmu ini ingin memperoleh pahala dari Allah swt.?” Orang itu menjawab: “Ya (memang itulah tujuanku).” Beliau lalu bersabda: “Kalau itu yang anda harapkan, maka kembali sajalah kepada kedua orang tua anda dan berbuat baiklah dalam menemani keduanya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dalam hal-hal tertentu, seorang anak memang tidak diperbolehkan untuk menuruti dan berbakti pada perintah kedua orang tuanya, yakni terhadap kemusyrikan dan kemaksiatan. Namun demikian, hal itu janganlah dijadikan alasan untuk tidak mempergaulinya dengan baik dalam persoalan keduniawian. Dalam persoalan ini Allah swt. berfirman:
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya telah memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Luqman: 15)
Memperhatikan keterangan di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya berniat baik kepada kedua orang tua. Sebagai konsekuensi logis dari masalah ini maka orang tua harus dapat membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang cukup memadai terutama pendidikan agama. Karena anaklah yang nantinya akan menjadi harapan orang tuanya. Untuk itu setiap orang tua wajib mempersiapkan anak-anaknya dengan bekal agama yang kuat sehingga kelak mereka bisa menjadi anak yang sholeh yang hormat dan menyayangi kedua orang tuanya. Jika suatu saat mereka akan marah kepada kedua orang tuanya, maka mereka akan selalu ingat bahwa Allah melarang memarahi orang tua dan agar bersabar menghadapi keduanya.
Semoga Allah selalu menganugerahkan taufik dan hidayah-Nya kepada hamba-hamba Nya yang beriman sehingga mereka mampu memenuhi kewajiban sebagai anak terhadap kedua orang tuanya dengan sebaik-baiknya sehingga dimasukkan oleh ke dalam golongan hamba-Nya diridhaiNya dan jauh dari murka-Nya. Ingat!!! Jika keridhoan Allah terdapat pada ridha kedua orang tua, maka murka Allah-pun terletak pada murka kedua orang tua pula.

0 komentar:

Posting Komentar